REPRESENTASI BENTUK DAN MAKNA GAYA BAHASA DALAM ALBUM 'MENGURAI WAKTU' KARYA PANJI SAKTI

Khairunnisa, 2025. Skripsi. “Representasi Bentuk dan Makna Gaya Bahasa dalam Album Mengurai Waktu Karya Panji Sakti”. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta, Padang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : (1) bentuk gaya bahasa kiasan yang digunakan dalam lirik lagu pada album Mengurai Waktu karya Panji Sakti, (2) makna gaya bahasa yang terkandung dalam lirik lagu dalam album Mengurai Waktu karya Panji Sakti, (3) bentuk gaya bahasa yang lebih dominan pada lirik lagu dalam album Mengurai Waktu karya Panji Sakti, (4) tema pada lagu dalam album Mengurai Waktu karya Panji Sakti. Teori yang dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini adalah teori gaya bahasa kiasan yang dikemukakan oleh Gorys Keraf. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Objek penelitian ini adalah lirik lagu yang terdapat dalam album Mengurai Waktu karya Panji Sakti. Berdasarkan hasil analisis data dari 11 lagu yang terdapat dalam album Mengurai Waktu karya Panji Sakti ditemukan 59 data bentuk gaya bahasa kiasan yang mana di antaranya ditemukan 4 gaya bahasa simile, 40 gaya bahasa metafora, 12 gaya bahasa personifikasi, 1 gaya bahasa alusi dan 2 gaya bahasa ironi. Gaya bahasa kiasan digunakan untuk memperkaya makna pada lirik dan menyampaikan pesan secara estetik dan mendalam. Gaya bahasa yang paling dominan dalam lirik lagu pada album ini adalah metafora. Tema yang digunakan dalam setiap lagu dalam album Mengurai Waktu karya Panji Sakti berbeda-beda, mulai dari spritual atau nilai nilai agama, cinta, kehilangan, harapan, kerinduan, hingga kesadaran akan waktu dan kematian. Dapat disimpulkan penggunaan gaya bahasa kiasan seperti simile, metafora, personifikasi dan ironi membantu penyair dalam mengeskpresikan emosi, spritualitas, cinta serta arti kehidupan yang menyentuh. Dalam hal ini makna yang terkandung tidak bisa diartikan secara langsung tetapi membutuhkan pemahaman atau penafsiran yang peka terhadap konteks sosial, budaya dan spritual. Bentuk gaya bahasa metafora yang mendominasi pada lagu dalam album ini menunjukan bahwa penyair lebih banyak menggunakan perbandingan secara tidak langsung dalam menyampaikan pesan, sehingga setiap liriknya terasa puitis dan imajinatif. Meskipun menggukan tema yang berbeda beda semua lagu dalam album ini memiliki kesamaan dalam penggunaan gahasa kiasan pada setiap lagunya.

Kata kunci : gaya bahasa, kiasan, tema, lirik lagu