KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PENGGUNAAN PRONOMINA PERSONA PERTAMA DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA MINANG : STUDI KONTRASTIF

REGINA KARIN, TIARA and Kartika, Diana (2025) KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PENGGUNAAN PRONOMINA PERSONA PERTAMA DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA MINANG : STUDI KONTRASTIF. Diploma thesis, Universitas Bung Hatta.

[thumbnail of COVER, HALAMAN PENGESAHAN, HALAMAN PERSETUJUAN, ABSTRAK, DAFTAR ISI, BAB PENDAHULUAN .pdf] Text
COVER, HALAMAN PENGESAHAN, HALAMAN PERSETUJUAN, ABSTRAK, DAFTAR ISI, BAB PENDAHULUAN .pdf

Download (2MB)
[thumbnail of BAB KESIMPULAN SARAN DAN DAFTAR PUSTAKA .pdf] Text
BAB KESIMPULAN SARAN DAN DAFTAR PUSTAKA .pdf

Download (289kB)
[thumbnail of FULLTEXT SKRIPSI.pdf] Text
FULLTEXT SKRIPSI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya memahami bagaimana pronomina persona pertama merefleksikan hubungan sosial dan norma budaya dalam interaksi bahasa. Fokus penelitian diarahkan pada perbandingan antara bahasa Jepang dan bahasa Minangkabau, dua bahasa yang sama-sama menekankan kesantunan, tetapi memiliki sistem yang berbeda jika dilihat dari konsep power dan solidarity. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bentuk pronomina persona pertama dalam kedua bahasa tersebut serta mengkaji bagaimana faktor kesantunan, kekuasaan, dan solidaritas memengaruhi penggunaannya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data melalui metode simak catat, kemudian dianalisis dengan metode padan ekstralingual menggunakan teknik hubung banding untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan kategori pronomina. Data dikumpulkan ari film Bullet Train Explosion (2025) untuk bahasa Jepang dan film Salisiah Adaik (2013) untuk bahasa Minangkabau, yang dipilih karena keduanya menampilkan ragam interaksi dengan muatan kesantunan, konflik budaya, serta perbedaan relasi kuasa.
Penulis menyajikan hasil temuan yang diperoleh dari analisis pronomina persona pertama dalam dua bahasa, yakni bahasa Jepang dan bahasa Minangkabau. Dalam bahasa Jepang, ditemukan sebanyak 30 data yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis keigo, meliputi 3 data sonkeigo, 10 data kenjōgo, dan 17 data teineigo. Sementara itu, dalam bahasa Minangkabau ditemukan sebanyak 22 data pronomina persona pertama yang diklasifikasikan berdasarkan konteks kato nan ampek, yaitu kato mandaki, kato malereang, kato mandata, dan kato manurun, yang masing-masing mencerminkan tingkat kesantunan sesuai relasi sosial penutur dan mitra tutur. Kemudian, analisis hubungan power dan solidarity memperlihatkan bahwa penggunaan pronomina tidak hanya berfungsi sebagai penanda gramatikal, tetapi juga sebagai strategi dalam menegosiasikan hierarki sosial dan solidaritas antarpartisipan. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan pentingnya memahami pronomina persona pertama sebagai representasi budaya dan relasi sosial. Penelitian ini berkontribusi pada kajian linguistik komparatif, khususnya mengenai interaksi antara bahasa, kesantunan, dan konteks sosial dalam dua kebudayaan yang berbeda.
Kata kunci: Pronomina persona pertama; Bahasa Jepang; Bahasa Minangkabau; Keigo; Kato nan ampek; Power and solidarity

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Jepang
Depositing User: SAJE FIB
Date Deposited: 23 Sep 2025 08:00
Last Modified: 23 Sep 2025 08:00
URI: http://repository.bunghatta.ac.id/id/eprint/1625

Actions (login required)

View Item
View Item