ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) PADA PEMBERIAN PAKAN BERBEDA

Muhammad Ghaza Prayuda NPM 2110016111017 Pemberian Pakan Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer). Dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Abdullah Munzir, M.Si.
Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari, mulai bulan Juni hingga Juli 2025, di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Perikanan Budidaya Air Laut dan Payau (UPTD BPBALP) Teluk Buo, Instalasi Sungai Nipah, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian pakan berbeda berupa pelet komersial, ikan rucah, serta kombinasi pelet komersial dan ikan rucah terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan kakap putih (Lates calcarifer), serta menganalisis perbedaan keuntungan yang dihasilkan dari setiap perlakuan. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan berat spesifik (LPBS), laju pertumbuhan panjang spesifik (LPPS), rasio konversi pakan (FCR), kelangsungan hidup (SR), kualitas air, dan keuntungan usaha. Ikan uji yang digunakan adalah benih kakap putih dengan rata-rata berat 5 g dan panjang 7 cm, dengan jumlah total sebanyak 90 ekor. Wadah pemeliharaan berupa bak fiber berukuran 2,2 × 1,2 × 0,6 m yang dilengkapi dengan waring sebanyak sembilan petak, di mana masing-masing petak diisi 10 ekor benih. Pengamatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup dilakukan selama periode pemeliharaan. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pukul 09.00, 13.00, dan 18.00 WIB. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas tiga perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu: A = pakan pelet komersial, B = pakan ikan rucah, dan C = kombinasi pakan pelet komersial dan ikan rucah. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan One-Way ANOVA, kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf signifikansi 5% menggunakan program SPSS versi 27.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C menghasilkan performa terbaik, dengan pertumbuhan berat mutlak sebesar 19,79 ± 1,37 g, pertumbuhan panjang mutlak 4,9 ± 0,30 cm, LPBS 5,3 ± 0,49 %/hari, LPPS 1,70± 0,14, FCR 1,67 ± 0,18, tingkat kelangsungan hidup 97,7 ± 5,77%, serta keuntungan Rp 96.800. Perlakuan A menghasilkan pertumbuhan berat 15,19 ± 2,20 g, pertumbuhan panjang 4,1 ± 0,40 cm, LPBS 4,7 ± 0,49 %/hari, LPPS 1,50±0,15, FCR 1,92 ± 0,17, tingkat kelangsungan hidup 93,3 ± 5,77%, dengan keuntungan Rp 66.200. Sementara itu, perlakuan B menunjukkan hasil terendah dengan pertumbuhan berat 13,13 ± 1,91 g, pertumbuhan panjang mutlak 3,8 ± 0,37 cm, LPBS 4,2 ± 1,24 %/hari, LPPS 1,40± 0,09 FCR 1,82 ± 0,19, tingkat kelangsungan hidup 83,3 ± 5,77%, serta keuntungan Rp 46.900. Secara statistik, perlakuan C berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan B pada sebagian besar parameter, sedangkan perlakuan A dan B tidak menunjukkan perbedaan nyata (P>0,05) pada beberapa parameter. Dengan demikian, kombinasi pakan pelet dan ikan rucah terbukti paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan, mempertahankan kelangsungan hidup, serta memberikan efisiensi biaya terbaik pada budidaya benih ikan kakap putih.